1. keimanan
2. realisasi iman dalam kehidupan sosial
3. kelas beramal
4. tingkah laku terpuji
5. dosa-dosa besar
6. etos kerja
7. tanggung jawab kepemimpinan
8. larangan korupsi
9. larangan menimbun barang
10. tingkah lalku tercela
11. persaudaraan
12. tata pergaulan
13. ajakan kepada kebaikan
14. kepedulian sosial
15. peduli lingkungan
1. HADITS tentang KEIMANAN
HADITS PERTAMA (riwayat muslim)
عَنْ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ
إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [ رواه مسلم ]
إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [ رواه مسلم ]
Arti
hadits :
Dari
Umar radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam
suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju
yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas
perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya
kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “
Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada
ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi
haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami semua
heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
“ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk
“, kemudia dia berkata, “ anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “.
Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat
(kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu
dari yang bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya
“, beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau
melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba,
(kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) bertanya,“ Tahukah
engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)
Kandungan Hadist :
1. Disunnahkan untuk memperhatikan
kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama,
orang-orang mulia dan penguasa.
2. Siapa yang menghadiri majlis
ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu
masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya
tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat
mengambil manfaat darinya.
3. Jika seseorang yang ditanya
tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata, “Saya tidak tahu“,
dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
4. Kemungkinan malaikat tampil
dalam wujud manusia.
5. Termasuk tanda hari kiamat
adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak
memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hamba-sahayanya.
6. Tidak disukainya mendirikan
bangunan yang tinggi dan membaguskannya selama tidak dibutuhkan.
7. Di dalamnya terdapat dalil
bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
8. Di dalamnya terdapat keterangan
tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dia berkata : Suatu hari Rasulullah s.a.w bersama orang banyak, kemudian beliau didatangi oleh seorang laki-laki, lalu dia bertanya, “Apa iman itu?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Iman adalah percaya kepada Allah, para malaikat-Nya dan pertemuan dengan-Nya, percaya kepada rasul-rasul-Nya dan hari kebangkitan”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Apa Islam itu?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Islam ialah menyembah Allah tanpa menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat dan berpuasa pada bulan Ramadhan”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Apa ihsan itu?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Ihsan ialah kau beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak mampu seperti itu, maka mantapkan hatimu bahwa Allah melihatmu”. Laki-laki itu bertanya lagi, “kapan kiamat?” Rasulullah s.a.w menjawab, “Orang yang ditanya tentang kiamat tidak lebih tahu daripada penanya dan saya akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tanda kiamat : 1) Apabila budak perempuan melahirkan majikannya; 2) Apabila para penggembala unta hitam berlomba mendirikan gedung-gedung yang megah. Hari kiamat adalah salah satu dari lima hal yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah”.
Setelah itu
Nabi s.a.w membaca ayat (yang artinya) : “Sesungguhnya
hanya Allah-lah yang mengetahui tentang kiamat. Dialah yang menurunkan hujan
dan yang mengetahui apa yang ada di dalam kandungan. Tiada seorangpun tahu apa
yang bakal diperolehnya esok hari, dan tidak seorangpun tahu di negeri mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Qur’an,
surat Luqman : 34).
Kemudian
laki-laki itu pergi, lalu Nabi s.a.w meminta para sahabat agar memanggil
kembali laki-laki itu, namun mereka tidak melihatnya lagi, kemudian Nabi s.a.w
bersabda, “Laki-laki itu tadi adalah
Jibril yang datang untuk mengajarkan agama kepada umat manusia.”
SIIIPPP...
BalasHapusJO DI ENGGO JIPLAK LO YA...
:D